Selasa, 12 November 2024

Keberagaman Bangsa Indonesia Dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika

 

                                


                                                           PEMBELAJARAN PPKn KELAS 7

                                                             PERTEMUAN KEDUABELAS


Sekolah                    : SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung

Hari/TGL                 :  Selasa, 12 Nopember  2024

Kelas                        :  7 C dan D

Elemen                     : Bhinneka Tunggal Ika 

Fase / semester         : D / Ganjil

CP                             :  Peserta didik mengidentifikasi keberagaman suku, agama, ras, dan antargolongan dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika dan menerima keberagaman dan perubahan budaya dalam kehidupan bermasyarakat tingkat lokal, nasional, dan global; memahami pentingnya pelestarian tradisi, kearifan lokal, dan budaya untuk mengembangkan identitas pribadi, sosial, dan bangsa; menumbuhkan sikap tanggung jawab dan berperan aktif menjaga dan melestarikan praktik tradisi, kearifan lokal, dan budaya dalam masyarakat global.        

Alur Tujuan Pembelajaran :  Keberagaman Bangsa Indonesia  Dalam Bingkai bhinneka Tunggal ika             

Guru Pengampu         : Yuniar, S.Pd., M.M

waktu                         : 1 X Pertemuan ( 3 X 40 Menit / 3 JP).   

                                                                         

Karakter yang harus ditanamkan

- Percaya dan takwa kepada Allah SWT

- Bergotong royong

- Kreatif


TUJUAN PEMBELAJARAN

Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran, diharapkan:

  • Peserta Didik mampu Memahami makna Bhinneka tunggal Ika dan keberagaman Bangsa Indonesia.

  


KEGIATAN PEMBELAJARAN :

Assalamualaikum Warahmatullahi wabarakatu ...

الـحَمْدُ للهِ رَبِّ العَالَـمِيْنَ ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالـمُرْسَلِيْنَ ، نَبِيِّنَا وَحَبِيْبِنَا مُـحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَعِيْنَ ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ ، أَمَّا بَعْدُ

Segala puji hanya milik Allah Rabb semesta alam, shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi dan utusan paling mulia, nabi dan kekasih kita Muhammad, kepada keluarga, sahabat-sahabatnya, dan kepada siapa saja yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari pembalasan.



Anak - anak hebat yang sholeh dan sholeha yang ibu banggakan, sebelum kita melanjutkan materi pelajaran selanjutnnya yang akan kita pelajari pada hari ini, kita akan mengingat kembali pada pelajaran yang telah kita pelajari pada pertemuan pekan yang lalu, yaitu Makna Bhinneka tunggal Ika

Kalian sudah paham ya nak bahwa keberagaman yg ada di masyarakat Indonesia merupakan salah satu sumber kekayaan dan kekuatan bagi bangsa Indonesia, yang tidak ada di negara - negara lain di belahan dunia ini, karenanya kita patut bangga sebagai bangsa Indoesia yang kaya akan keaneragamannya dengan cara mengenal dan mempelajarinya.

Anak - anak Spalga yang hebat , hari ini kita akan melaksanakan Ulangan Harian dengan materi Bab 4 Keberagaman Bangsa Indonesia dalam bingkai bhinneka Tunggal Ika. Namun sebelumnnya kita akan merefleksi materi pada Bab 4.

Sumber: Youtube


MATERI PELAJARAN

Keragaman bangsa Indonesia itu merupakan karunia dari Tuhan Yang Maha Esa yang perlu disyukuri. Pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika pada lambang Garuda Pancasila menggambarkan keragaman tersebut. Bhinneka Tunggal Ika berarti berbeda-beda namun satu. Kesatuannya dilandaskan pada nilai-nilai Pancasila yang dimulai dari sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
A. Keragaman Gender
Salah satu keragaman yang perlu diperhatikan adalah gender, atau keragaman berdasar jenis kelamin yakni perempuan dan laki-laki. Keragaman ini tentu bersifat universal atau berlaku bagi seluruh umat manusia di dunia.
Pengertian atau definisi gender adalah “jenis kelamin”. Hal tersebut tercantum pada Kamus Besar Bahasa Indonesia. Dengan demikian keragaman gender adalah keragaman jenis kelamin, yakni perempuan dan laki-laki.
Di Indonesia, pemerintah terus berusaha membangun kesadaran gender di masyarakat. Di antaranya dengan membentuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak sejak tahun 1983. Selain itu juga dibentuk Komisi Nasional Perempuan. Sedangkan untuk kegiatan politik, 30 persen dari wakil partai di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) harus perempuan.
B. Keragaman Suku
Suku adalah masyarakat yang memiliki budaya sendiri, berbeda dengan masyarakat lainnya. Budaya yang membedakan satu suku dengan suku lainnya adalah bahasa, adat istiadat, hingga kebiasaannya. Indonesia merupakan salah satu bangsa yang paling banyak sukunya di dunia. Namun suku-suku yang berbineka atau beragam ini menjadi satu kesatuan antara lain dengan berbahasa yang sama, Bahasa Indonesia.
1. Papua dan Maluku
Ada ratusan suku di daerah ini. Suku terbesarnya adalah Asmat, Dani, Mee hingga Arfak. Suku-suku pantai Papua memiliki banyak hubungan dengan suku-suku Maluku seperti Ambon, Kei, Ternate dan suku-suku di pulau Halmahera.
2. Bali dan Nusa Tenggara
Ada tiga kelompok utama suku di kawasan ini. Di daerah paling barat adalah suku Bali yang tinggal di Pulau Bali dan Pulau Lombok. Lalu suku Sasak yang menjadi suku utama di Pulau Lombok. Di Pulau Sumbawa ada suku Bima dan Sumbawa
Sedangkan di wilayah timur di Nusa Tenggara terdapat puluhan suku. Suku-suku utama di daerah ini adalah Timor, Alor, Sumba, serta suku-suku di Flores seperti Ende, Bajawa, hingga Manggarai. Terdapat pula suku yang berumah di atas laut, yakni Suku Bajo di daerah Komodo.
3. Sulawesi
Suku laut Bajo juga ada di daerah Sulawesi, di wilayah Selatan, Tenggara, Tengah, hingga Utara. Namun suku-suku utama di daerah ini adalah Bugis, Makasar, serta Minahasa. Terdapat pula puluhan suku lain di Sulawesi seperti Tolaki, Buton, Mandar, Toraja, Kaili, Gorontalo hingga sangir.
4. Kalimantan
Selain suku-suku Dayak, Kalimantan juga memiliki suku Banjar, Bugis, Melayu dan peranakan Tionghoa yang sudah berabad-abad bermukim di Kalimantan.
5. Jawa
Empat suku utama di Jawa adalah suku-suku yang paling banyak warganya di Indonesia. Keempat suku itu adalah Jawa, Sunda, Madura, serta Banten.
6. Sumatra
Suku utama di pantai barat terdapat Minang, sedangkan di paling utara adalah Aceh. Selain itu terdapat suku Tapanuli, Batak Toba, Karo, Pasemah, Rejang, Lebong, Mentawai, Nias, Alas, Gayo, Anak Dalam, dan lainnya.
C. Keragaman Budaya
Banyak hal yang dapat dimasukkan sebagai budaya. Mulai dari kesenian daerah, tradisi dan upacara, aristektur rumah, peralatan rumah tangga serta kerja, hingga adat istiadat sehari-hari. Keragaman budaya yang mudah dikenali antara lain adalah kesenian, arsitektur, hingga tradisi dan upacara.
1. Lagu Daerah
Salah satu bentuk kesenian daerah yang mudah ditandai adalah seni suara serta musik. Setiap daerah memiliki lagu daerahnya masing-masing. Beberapa lagu daerah bahkan terkenal secara nasional. Beberapa lagu daerah dari Sumatra sangat terkenal. Di antaranya adalah Bungong Jeumpa dari Aceh, Sinanggar Tulo dari Tapanuli, Kampung Nan Jauh di Mato dari Minang hingga Lancang Kuning dari Melayu.
Lagu-lagu daerah dari Pulau Jawa antara lain adalah lagu Kicir-Kicir dari Betawi, Bubuy Bulan dari Sunda, Lir Ilir dari Jawa, hingga Tanduk Majeng dari Madura. Dari Kalimantan dikenal lagu Ampar-Ampar Pisang, dari Bali lagu Janger, dari Nusa Tenggara antara lain lagu Bolelebo.
Sementara itu lagu daerah dari Sulawesi seperti lagu Angin Mamiri dari daerah Bugis dan lagu O Ina Ni Keke dari Minahasa juga sangat terkenal. Orang Indonesia umumnya juga mengenal lagu Ambon Manise dari Ambon, serta Yamko Rambe Yamko dari Papua.
2. Tarian Daerah
Kesenian daerah yang juga banyak ragamnya adalah tarian. Salah satu tarian daerah di Indonesia yang paling terkenal di dunia adalah tari Saman dari Aceh.
Masih terdapat ratusan tari daerah lainnya di Indonesia. Yang terkenal antara lain adalah Tor-tor dari Batak, Serampang Dua Belas dari Melayu, Tari Piring dari Minang, Jaipong dari Sunda, Serimpi dari Jawa, Pendet dari Bali, Ajat Temui Datai dari Kalimantan, Pakarena dari Sulawesi, Cakalele dari Maluku, hingga Tari Cendrawasih dari Papua. Selain itu, Papua juga menyumbang lagu dan tari Sajojo.
3. Tradisi dan Upacara
Salah satu upacara yang terkenal di Papua adalah upacara bakar batu. Seluruh warga berkumpul untuk bersyukur atau mengikat perdamaian dengan berpesta bersama. Makanannya dimasak menggunakan batu yang dibakar.
Suku Dayak mengenal upacara Tiwah, masyarakat Bali melakukan upacara pembakaran mayat yang disebut Ngaben. Sedangkan Suku Toraja di Sulawesi melakukan upacara Rambu Solo untuk mengantarkan jenazah. Jenazah bukan dikubur tapi disimpan dalam gua di dinding tebing yang tinggi.
Di Madura ada tradisi balapan sapi yang disebut Karapan, sedangkan masyarakat di Sumatra mengenal budaya balap perahu di sungai dalam tradisi Pacu Jalur. Di Pulau Nias ada tradisi berabad-abad berupa lompat batu.
4. Rumah dan Kampung Adat
Di Sumatra rumah adat Krong Bade, Rumah Bolon, Rumah Gadang, dan Rumah Limas semuanya berupa rumah panggung dengan tiang tinggi. Begitu pula Rumah Panjang, Rumah Betang, Rumah Lamin dan Rumah Banjar di Kalimantan. Di Sulawesi, rumah Balla dan Rumah Walewangko juga merupakan rumah panggung.
Di beberapa daerah, terdapat rumah adat dengan tiang pendek seperti di Maluku, Sunda, hingga Nusa Tenggara. Sedangkan rumah adat berlantai di tanah terdapat di Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku dan Papua. Di antaranya adalah rumah Joglo di Jawa, rumah Bali, Bale Tani di Lombok hingga rumah Sasadu di Maluku.
Rumah adat berlantai di tanah di Papua berwujud rumah Honai serta Ebeai di kawasan pegunungan. Rumah tanpa jendela tersebut beratap bulat dari jerami atau rumbia buat menahan hawa dingin. Bahan atap semacam itu juga dipakai untuk rumah adat di Nusa Tenggara seperti Rumah Musalaki serta Mbaru Niang.
D. Keragaman Agama
Keragaman dalam beragama di Indonesia ditandai dengan adanya enam agama resmi yang diakui negara. Setiap pemeluk agama menjalankan keyakinan dengan melakukan ibadah sesuai ajaran agama masing-masing
Meskipun berbeda agamanya, masyarakat tetap saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Agama-agama yang ada di Indonesia yaitu :
Islam
Kristen Protestan
Katolik
Hindu
Buddha
Konghucu
E. Keragaman Ras dan Antargolongan
Ras disebutkan berasal dari Bahasa Perancis yang berarti ‘akar’. Dengan demikian, ras dapat disebut sebagai akar dari populasi atau kumpulan manusia berdasarkan genetika tubuh serta tampilan fisiknya atau fenotipe-nya
Selain ras, keragaman juga terdapat pada antargolongan masyarakat. Kalian tentu tahu bahwa di masyarakat ada golongan-golongan. Baik golongan berdasarkan pilihan politik, kemampuan ekonomi, maupun dari kegiatannya sehari-hari. Semua itu membentuk kebinekaan Indonesia.
Masyarakat Indonesia terdiri atas dua ras besar, yakni Ras Mongoloid Melayu di wilayah barat serta Melanesoid Papua di timur. Ras Mongoloid Melayu merupakan ras utama suku-suku besar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi. Ras ini berkulit coklat kekuningan dengan rambut lurus dengan tubuh agak kecil.
Sementara itu Ras Melanesoid Papua menyebar dari Papua hingga Maluku, terutama di Kepulauan Kei dan Aru. Ras ini berkulit coklat kehitaman, berambut keriting, dengan tubuh agak gempal. Di wilayah pesisir Papua hingga Maluku, Ras Mongoloid Melayu dan Melanesoid Papua telah bercampur selama berabad-abad.


Makna Bhinneka Tunggal Ika, Keberagaman dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, Harmonisasi dalam Bingkai Bhinneka Tunggal Ika. 
Rangkuman Materi PPKN Kelas 7 Kurikulum 13 Bab 4 Keberagaman ...
Bhinneka Tunggal Ika adalah semboyan negara Indonesia yang berarti "Berbeda-beda tetapi tetap satu". Semboyan ini menggambarkan bahwa meskipun Indonesia memiliki beragam suku, agama, bahasa, dan budaya, bangsa Indonesia tetap bersatu sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan. 

Berikut Sejarah Bhineka Tunggal Ika:

Sejarah Bhineka Tunggal Ika bermula pada abad ke-14 Masehi di pulau Jawa, Indonesia. Semboyan Bhineka Tunggal Ika ini pertama kali ditemukan dalam prasasti Tugu yang ditemukan di desa Ciaruteun Ilir, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Prasasti ini berasal dari masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk dari Kerajaan Majapahit pada tahun 1356 Masehi.

Prasasti Tugu menyampaikan pesan tentang persatuan dan kerukunan di tengah perbedaan dalam beragama. Prasasti ini berisi kutipan dari kitab Sutasoma, salah satu karya sastra dari pengarang Jawa Kuno, Mpu Tantular. Kutipan tersebut berbunyi “Wan wengi, windu sinunggal, winuwus bhinneka tunggal ika” yang berarti “Walaupun berbeda-beda, dalam perbedaan itu tetap ada kesatuan”.

Pada saat itu, pesan Bhineka Tunggal Ika dalam prasasti Tugu menegaskan pentingnya toleransi dan persatuan di antara berbagai kepercayaan dan keyakinan yang ada di Nusantara. Semboyan ini menggarisbawahi nilai-nilai pluralisme dan harmoni dalam kehidupan beragama.

Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, Bhineka Tunggal Ika diadopsi sebagai semboyan nasional. Pada 18 Agustus 1950, semboyan ini secara resmi dijadikan semboyan negara dan dituangkan dalam pasal 36A Undang-Undang Dasar 1945. Bhineka Tunggal Ika menjadi prinsip yang melandasi kerukunan dan persatuan di Indonesia, menghargai keberagaman suku, agama, ras, dan budaya sebagai sumber kekayaan bangsa.

Berikut Fungsi Bhineka Tunggal Ika:

  1. Mempertahankan kerukunan sosial

    Bhineka Tunggal Ika menjadi landasan dalam menjaga kerukunan sosial di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan nilai-nilai toleransi, saling menghormati, dan hidup berdampingan dalam harmoni di tengah perbedaan suku, agama, ras, dan budaya.

  2. Menghormati perbedaan

    Bhineka Tunggal Ika mendorong masyarakat Indonesia untuk menghormati perbedaan dalam suku, agama, ras, dan budaya. Semboyan ini mengajarkan pentingnya mengakui dan menghargai hak-hak individu dan kelompok untuk menjalankan kepercayaan dan budaya mereka sendiri.

  3. Membangun persatuan

    Bhineka Tunggal Ika menekankan pentingnya persatuan di tengah perbedaan. Semboyan ini mengajarkan bahwa meskipun berbeda-beda, bangsa Indonesia tetap satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Fungsi semboyan ini adalah memperkuat ikatan persaudaraan dan kerja sama antarwarga negara dalam mencapai kemajuan bersama.

  4. Menghargai keanekaragaman budaya

    Bhineka Tunggal Ika mempromosikan penghargaan terhadap keanekaragaman budaya di Indonesia. Semboyan ini mengajarkan pentingnya menjaga dan memelihara warisan budaya yang beragam sebagai identitas bangsa yang kaya dan berwarna.

  5. Memperkuat identitas nasional

    Bhineka Tunggal Ika menjadi simbol dari keberagaman dan persatuan dalam bingkai kehidupan nasional Indonesia. Semboyan ini memperkuat identitas nasional sebagai bangsa yang beragam namun tetap bersatu dalam semangat persatuan, kesetaraan, dan keadilan.Yuk kita pelajari ya  nak



 EVALUASI

 Berdiskusi bersama kelompoknya mencari contoh kegiatan dalam masyarakat yang mencerminkan   persatuan dalamkeberagaman Suku, agama, dan adat istiadat di masyarakat 

    

 KESIMPULAN         

 Anak - anak yang hebat kesimpulan pembelajaran kita hari ini adalah bahwa bansga kita memiliki keaneka ragaman suku , budaya dan adat istiadat Ras, dan Antar Golongan yang sangat banyak  kesemuanya itu jangan dijadikan perpecahan melainkan dijadikan sumber kekayaan budaya bangsa kita yang patut kita banggakan, dan sekarang kalian sudah tau ya, bahwa perbedaan adat budaya, yang ada merupakan suatu yang patut buntuk di syukuri sebagai anugerah bagi Bangsa Indonesia. 

Oke sayang teruslah belajar dan tetap Semangat dalam meraih cita - cita ...  terus Jaga Kesehatan dan jangan lupa untuk terus berdoa memohon keridhoan Allah SWT...

REFERENSI:

Buku Paket PPKn kelas 7 kurikulum Merdeka                                                                                            Vidio Youtube Portal Edu                                                                                                                      Artikel materi Maksum Rangkuti FH UMSU                                                                                          Dan buku yang relefan lainnya.

                                                       

                                           SUKSES UNTUK KITA SEMUA


Tidak ada komentar:

Posting Komentar