PEMBELAJARAN PPKn KLS 7
PERTEMUAN KEDUA
Sekolah : SMP Al Azhar 3 Bandar Lampung
Hari/TGL : Jumat, 2 agustus 2024
Kelas : 7 D
Elemen : Pancasila
Fase : D
CP : Peserta didik memahami sejarah kelahiran Pancasila; memahami kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa, dan ideologi negara; menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; mengidentifikasi hubungan Pancasila dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Materi : Proses Perumusan, Penetapan pancasila sebagai Dasar Negara.
Karakter yang harus ditanamkan
- Percaya dan takwa kepada Allah SWT
- Berfikir Kritis
- Kreatif
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mengukuti kegiatan pembelajaran, diharapkan:
-Peserta didik mampu menjelaskan proses kelahiran, perumusan, hingga penetapan Pancasila sebagai Dasar Negara.
KEGIATAN PEMBELAJARAN :
1.PENDAHULUAN:
A.Apersepsi.: Kesiapan kelas diisi dengan absensi dan kerapihan kelas dan kelengkapan seragam siswa.
B.Motivasi : Membangkitkan semangat siswa untuk kembali siap belajar, dengan motivasi dan stimulus.
B.Stimulus : Menyiapkan/mengkondisikan kesiapan belajar siswa dengan menghubungkan materi yang telah dipelajari minggu yang lalu .
2.KEGIATAN INTI :
A. Setelah Guru menyatakan bahwa kelas sudah siap unuk belajar, guru menyampaikan materi yang akan dipelajari hari ini dan tujuan dari apa yang akan di capai pada pembelajaran hari ini.
B. Setelah Guru menggali dan menjajaki pengetahuan siswa dengan memancing pertanyaan terkait materi yang akan dipelajari, tentang sejarah lahirnya pancasila sejak masa Prasejarah hingga masa kebangkitan nasional.
C.Materi Sejarah Lahirnya Pancasila.
PROSES KELAHIRAN PANCASILA
KELAHIRAN PANCASILA
1. Merancang Dasar Negara Jepang membentuk lembaga yang dinamai Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan (BPUPKI). Guna menyiapkan segala hal yang diperlu untuk menjadikan Indonesia merdeka.
BPUPKI didirikan pada tanggal 29 April 1945, dipimpin oleh dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat. Jumlah anggotanya 69 orang terdiri dari berbagai suku bangsa di Indonesia, wakil suku keturunan asing, serta wakil Jepang. Pada tanggal 28 Mei 1945, BPUPKI diresmikan.
Kantornya di gedung Chuo Sangi-in yang sekarang menjadi Gedung Pancasila di Kementerian Luar Negeri, di Jakarta. Dalam peresmian itu bendera Indonesia merah putih dan bendera Jepang secara bersama. Wakil Indonesia mengibarkan bendera Jepang, sedangkan wakil Jepang mengibarkan bendera merah putih.
BPUPKI pun mulai bersidang. Sidang pertama BPUPKI ini berlangsung dari 29 Mei sampai 1 Juni 1945. Sidang Pertama atau sidang resmi (29 Mei - 1 Juni 1945) membahas dasar negara. Sidang kedua atau sidang tak resmi (10 - 17 Juli 1945) membahas rancangan Undang-Undang Dasar.
2. Hari Lahir Pancasila
Dalam pidatonya yang berapi-api, Soekarno mengusulkan lima untuk menjadi dasar negara. kebangsaan Indonesia. internasionalisme atau peri kemanusiaan. mufakat atau demokrasi. kesejahteraan sosial. ketuhanan Yang Maha Esa. Pada tanggal 1 Juni 1945 itu, semua peserta sidang BPUPKI sepakat dengan nama Pancasila. Maka tanggal itu kemudian dijadikan sebagai Hari Lahir Pancasila. Mengenai butir-butir isi Pancasila, BPUPKI memutuskan untuk dirumuskan kembali. PERUMUSAN PANCASILA BPUPKI sudah sepakat bahwa Pancasila adalah nama dasar negara Indonesia yang akan didirikan. Sesuai namanya, isi Pancasila adalah lima hal yang masih akan dirumuskan kembali. Terkait angka 5, Ir. Soekarno menyebut bahwa angka 5 memiliki banyak simbolik seperti:
jumlah jari ada 5 panca indera ada 5. bagi umat Islam jumlah rukum Islam ada 5.
Sembilan orang pun ditunjuk untuk merumuskan kata-kata yang menjadi isi Pancasila. Mereka adalah Soekarno Mohammad Hatta Mohammad Yamin Ahmad Subarjo AA Maramis Abdulkahar Muzakir Agus Salim Abikusno Cokrosuyoso Abdul Wahid Hasyim. Soekarno ditunjuk menjadi ketua dan Hatta sebagai wakilnya. Karena jumlah anggotanya sembilan orang, maka panitia itu dinamai Panitia Sembilan.
Walaupun BPUPKI pun reses atau beristirahat setelah menyelesaikan sidang pertamanya, panitia ini segera bekerja. Pada bulan Juni tersebut anggota saling berdiskusi, hingga mencapai rumusan akhirnya pada tanggal 22 Juni 1945.
A. Diskusi Perumusan Perumusan Pancasila dilakukan melalui diskusi seru.
Anggota Panitia Sembilan berbineka atau berlatar belakang dari berbagai kalangan berbeda. Mereka memiliki pendapat yang berbeda-beda pula. Wahid Hasyim dan beberapa anggota berpendapat bahwa negara Indonesia yang akan dibentuk harus berdasarkan agama.
Tanpa didasarkan agama, negara akan rusak karena mengabaikan nilai ketuhanan. Karena itu, Indonesia tidak boleh menjadi negara sekuler atau negara yang mengabaikan nilai ketuhanan. Soekarno, Hatta, dan beberapa anggota lain mengingatkan bahwa negara Indonesia sebaiknya tidak berdasarkan keagamaan.
Kalau negara Indonesia berdasar agama, dasar agamanya tentu Islam karena sebagian besar penduduk beragama Islam. Kelompok penganut kebangsaan khawatir hal itu akan membuat umat lain merasa tidak nyaman.
Semua sependapat bahwa nilai ketuhanan sangat penting untuk menjadi bagian dasar negara Indonesia. Lalu disepakati Indonesia menjadi negara kebangsaan, bukan negara agama, dengan sila Ketuhanan menjadi sila pertama.
B. Kesepakatan Piagam Jakarta.
Musyawarah Panitia Sembilan pun dilanjutkan hingga malam tanggal 22 Juni 1945.
Semua perlu menyepakati urutan dan rumusan lima sila. Semula Soekarno mengusulkan sila kebangsaan, kemanusiaan, demokrasi, kesejahteraan, dan ketuhanan. Panitia Sembilan sepakat mengubah urutan itu dan membuat rumusannya.
Usulan Ir. Soekarno dirubah urutannya menjadi: Ketuhanan dijadikan sila pertama. Kemanusiaan tetap menjadi sila kedua. Persatuan yang mencakup kebangsaan menjadi sila ketiga. Kerakyatan yang mencakup musyawarah atau demokrasi menjadi sila keempat. Keadilan atau kesejahteraan menjadi sila kelima.
Selanjutnya semua pun sepakat dengan rumusan Pancasila saat itu, yakni: Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Kemanusiaan yang adil dan beradab. Persatuan Indonesia. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Rumusan Pancasila itu dimasukkan ke dalam naskah mukadimah atau pembukaan dasar hukum tertulis negara. M.Yamin memberi nama naskah itu Piagam Jakarta atau Jakarta Charter.
PENETAPAN PANCASILA
BPUPKI mengadakan sidang kedua pada tanggal 10-14 Juli 1945 di Pejambon, Jakarta.
Sidang ini membahas Rancangan Dasar hukum tertulis yang hasilnya akan dijadikan Undang-Undang Dasar negara Indonesia yang hendak didirikan. Seluruh anggota BPUPKI setuju terhadap naskah Pembukaan Rancangan Dasar hukum tertulis tersebut. Karena tugasnya sudah berakhir, BPUPKI pun dibubarkan.
1) Pancasila dan Proklamasi Kemerdekaan
Pada saat itu kekuatan Jepang mulai melemah setelah Sekutu menjatuhkan bom di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945. Tidak ingin terlihat lemah di mata bangsa Indonesia, Soekarno, Hatta, dan Radjiman diterbangkan ke kota Saigon, Vietnam pada tanggal 8 Agustus 1945. Mereka berunding dengan Jepang di sana. Saat itulah Jenderal Jepang seolah menjanjikan mendukung Indonesia merdeka agar Indonesia merasa berhutang budi. Jenderal Jepang menyebut Indonesia boleh merdeka setelah tanggal 24 Agustus 1945.
Saat itu juga, disepakati membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti BPUPKI. Soekarno menjadi ketua dan Hatta sebagai wakilnya.
PPKI pun mulai bersidang pada 16 Agustus 1945 di Jakarta untuk menyiapkan kemerdekaan Indonesia. Tetapi para tokoh pemuda seperti Wikana dan Khairul Saleh mendesak agar Indonesia secepatnya merdeka. Maka tanggal 17 Agustus 1945, Soekarno-Hatta atas nama seluruh rakyat Indonesia memproklamasikan kemerdekaan Indonesia.
2) Penetapan Dasar Negara
Indonesia sudah merdeka, maka dasar negara yang sudah ada berupa Pancasila perlu ditetapkan. Meski telah disepakati pada sidang sebelumnya, banyak kalangan yang merasa rumusan sila Ketuhanan terlalu bernuansa Islami dan perlu diubah, menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI pun bersidang menetapkan: Pembukaan Dasar hukum tertulis negara. Rumusan Pancasila itu tercantum di dalam bagian pembukaan tersebut. Menetapkan Soekarno dan Hatta sebagai Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia. Membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP).
Guru menampilkan vidio terkait materi yang akan dipelajari.
D.Siswa mengamati Vidio yang di sajikan oleh Guru, setelah mengamati vidio, Siswa semakin bertambah pengetahuannya tentang sejarah lahirnya Pancasila dan merasa bersyukur atas adanya Pancasila .
EVALUASI
Jelaskan secara tertulis bukti bahwa Pancasila sudah ada dan dipraktekkan sejak jaman nenek moyang kita dahulu.
Refleksi
Pada zaman itu, nilai-nilai Pancasila yang diterapkan sangat berkaitan dengan sila pertama hingga kelima.
Nilai-Nilai Pancasila Sejak Zaman Prasejarah
1. Nilai Ketuhanan
Adanya penemuan fosil yang dikubur pada zaman Paleolitikum menggambarkan adanya proses penguburan karena keyakinan kuno.
Selain itu ditemukan alat-alat baik dari batu maupun perunggu yang digunakan untuk aktivitas pemujaan terhadap roh leluhur dan roh yang mendiami objek di lingkungan sekitar. Inilah bukti adanya nilai ketuhanan pada zaman prasejarah.
2. Nilai Kemanusiaan
Nilai kemanusiaan zaman prasejarah dibuktikan dengan ditemukan banyak fosil di bantaran sungai.
Fosil manusia purba ini menunjukkan proses pemakaman dengan layak, sebagai bentuk perikemanusiaan pada saudara yang sudah meninggal.
Selain itu, ditemukan pula bukti arkeologis bahwa manusia prasejarah sudah mengenal sistem barter antarkelompok.
Ditemukannya artefak yang beraneka macam juga sebagai bukti adanya jalinan hubungan kemanusiaan masyarakat zaman prasejarah.
Nilai kesatuan dibuktikan dengan kesamaan Bahasa Indonesia sebagai turunan rumpun bahasa Austronesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya kesamaan kosakata dan kebudayaan.
Menurut Teori Perbandingan H. Kern dan Teori Pra Sejarah Von Heine Gildern, bahasa ibu Austronesia digunakan secara luas oleh masyarakat pada zaman prasejarah. Penggunaan bahasa yang sama inilah bukti nilai kesatuan di zaman prasejarah.
Fungsi bahasa pada zaman tersebut adalah mendukung komunikasi dalam lingkup masyarakat yang lebih besar.
Selain itu, perkembangan gaya hidup nomaden dengan budaya berlayar juga dipengaruhi oleh pengetahuan masyarakat prasejarah tentang laut, musim, teknologi membuat perahu, dan astronomi, yang menyebabkan adanya kesamaan bahasa dan budaya Indonesia di masa lampau.
4. Nilai Musyawarah
Kehidupan nomaden masyarakat prasejarah akan memasuki gaya hidup bercocok tanam. Masyarakat akan menanam dan panen di waktu yang bersamaan sesuai musim, sehingga muncullah nilai-nilai musyawarah untuk bergotong royong dalam menanam dan panen.
Musyawarah akan dipimpin oleh orang dianggap kuat, mumpuni, dan adil. Nilai musyawarah ini berkembang menjadi adat sosial sehingga timbullah suku-suku, klan, maupun desa.
5. Nilai Keadilan Sosial
Kehidupan bercocok tanam zaman prasejarah juga memiliki nilai keadilan sosial. Menanam bahan pangan adalah tanggung jawab bersama, maka hasil panen pun adalah milik bersama.
Nilai inilah yang menimbulkan keadilan sosial, di mana masyarakat mulai mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bersama.
3.PENUTUP.
a.Siswa dan Guru membuat kesimpulan atas materi yg baru dipelajari, bahwa pancasila memang sudah ada dan sudah dipraktekkan sejak jaman dahulu kala, sehingga pada saat para pendiri bangsa menetapkan Pancasila sebagai dasar negara, masyarakat Indonesia tidak asing dan tidak menolaknya.
b.Guru menyampaikan materi yg akan dipelajari pada pertemuan yang akan datang, yaitu tentang Nilai _ Nilai Pancasila Dalam kehidupan sehari - hari.
Penilaian :
Untuk penilaian ibu ada 3 yaitu:
1.SIKAP : Penilaian selama mengikuri kegiatan PBM, sikap siswa dilingkungan sekolah maupun diluar sekolah
2.Pengetahuan : Tugas dan Tes
3.Keterampilan : Kerapihan kelengkapan berpakaian,
Oke sayang selamat bekerja dan tetap Semangat ... Terus Jaga Kesehatan dan jangan lupa untuk selalu berdoa.
SUKSES UNTUK KITA BERSAMA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar